Menghargai Orang Lain

Ada sebuah toko penjual makanan kecil yang sangat laris, pada suatu pagi datang seorang pengemis ke toko ini, pengemis ini bajunya sudah compang camping, badannya kotor dan bau. Ketika dia memasuki toko ini, pelanggan di toko ada yang mengeryitkan mata ada yang menutupi hidung mereka, wajah mereka kelihatan sebal, pelayan toko datang mengusir pengemis ini. Pengemis ini menyodorkan beberapa lembar uang yang lusuh dan berkata: ”Saya bukan datang untuk mengemis, saya mendapat kabar bahwa makanan kecil toko ini sangat enak, saya ingin mencobanya, dengan susah payah saya mengumpulkan uang ini.”

Ketika pemilik toko melihat kejadian ini, mengambil 2 potong makanan kecil dengan sangat hormat memberikan kepada pengemis ini, membungkukkan badan memberi hormat kepada pengemis ini, dan berkata: ”Terima kasih atas kunjungan Anda, silahkan datang lagi lain kali.

Ini adalah pertama kali pemilik toko melayani pelanggan, dan pelanggan ini adalah seorang pengemis! Pemilik toko menjelaskan: ”Untuk membeli makanan, bagi pelanggan yang lain adalah hal yang biasa. Sedangkan pengemis ini demi mencoba makanan kecil di toko kita, memerlukan waktu yang lama dengan susah payah mengumpulkan uang untuk membelinya, jika saya sendiri tidak melayani dia rasanya tidak adil baginya.”

Pemilik toko ini adalah kakek dari seorang wiraswasta sukses yang 2 kali berturut-turut menurut sebuah majalah berskala dunia sebagai orang terkaya di Jepang. Seperti kakeknya dia juga meminta semua pengawainya, menghargai setiap pelanggan (pelanggan adalah raja).

“Menghargai orang lain” bukan melupakan sopan santun didalam masyarakat ini saja, tetapi harus benar-benar keluar dari hati nurani manusia, memperhatikan, menghormati dan menyayangi orang lain akhirnya kita juga akan dihormati, dihargai dan disayangi orang lain juga.

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner